14 March 2014

Saat Anak Esde, Cewek, Maen Sepak Bola

- gambar diambil dari Google -
Melihat gambar diatas, kira-kira gue bakal ngomongin apa coba? Iya, gue bakal ngomongin olahraga sepak bola. Setuju nggak kalo cewek yang jago maen sepak bola itu keren? Menurut gue, iya. Cewek yang punya keahlian di bidang yang seharusnya digeluti cowok itu keren, misalnya sepak bola, ngebengkel, agen rahasia, agen beras, yah, semacam itulah.

Lalu gue teringat akan pengalaman gue maen sepak bola waktu jaman esde dulu bareng temen-temen cewek. Entah apa yang ada di benak guru olahraga, entah apa yang ada di benak penyusun kurikulum, entah apa yang ada di benak ketua persatuan guru-guru, entah apa yang ada di benak menteri olahraga, sepak bola masuk ke dalam kriteria penilaian pelajaran olahraga waktu itu.

Kebayang nggak sih 20-an bocah esde, cewek, yang lagi lenje-lenjenya, yang lagi cengeng-cengengnya, yang dikit-dikit ngadu cuma gara-gara jempolnya kesenggol.. disuruh maen sepak bola??  Jadi inilah yang waktu itu terjadi saat gue dan cewek-cewek sekelas disuruh maen sepak bola, waktu kelas 6 esde:
  1. Kami tidak mengenal posisi yang biasa ada dalam sepak bola, seperti bek, gelandang, penyerang. Buat kami posisi hanya terbagi ke dalam 2 bagian: kiper dan bukan kiper.
  2. 1 bola akan kami kejar, kemanapun, walaupun ke area di luar lapangan. 
  3. Lapangan akan kosong dan di salah satu sisi lo akan melihat sekerumunan anak kecil, cewek, teriak-teriak, dengan kaki menendang secara brutal tanpa melihat apa yang ditendang. Pokoknya kalo bisa nendang bole itu berasa udah kaya Maradona, yakali.
  4. Bahkan, terkadang kiper pun tidak berada di dekat gawang karena dia geregetan pengen ikut nendang bola, dia nyebrang ke lapangan sisi lawan.
  5. Nggak sampai 10 menit akan ada 1 orang, disusul yang lainnya, nangis. Pengaduannya macem-macem, ada yang kakinya keinjek, kejambak sama temennya, didorong sama temennya, kena cakar, dan semua-muanya pelanggaran yang nggak akan ada di dalam pertandingan sepak bola yang biasa lo tonton di tivi.
  6. Akan ada perang bacot, saling salah2an diantara mereka yang diiringi dengan air mata, dan suara cempreng, sembari ngelap-ngelap ingus yang keluar.
  7. Hingga akhirnya,. bapak guru pun pusing, dan menghentikan permainan. 
Categories:

0 comment:

Post a Comment